KORAN - PIKIRAN RAKYAT - Gubernur Ja­wa Barat Dedi Mulyadi me­nyoroti kerusakan jalan di Parungpanjang. Menurut dia, masyarakat daerah tersebut sudah sangat menderita karena aktivitas penambangan ma­­terial bangunan untuk berbagai proyek di Jakarta dan Banten, yang memberi­kan keuntungan bagi kedua provinsi tersebut.

Di sisi lain aktivitas penambangan di Parungpanjang justru meninggalkan dampak bu­ruk bagi masyarakatnya. "Infrastrukturnya hancur total, masyarakatnya kena ISPA," ucap Dedi.

Politisi Gerindra ini sempat mengeluarkan kekesalannya karena pembangunan yang terjadi di luar Parungpanjang tidak bisa memberikan manfaat yang setimpal untuk ma­syarakat sekitar. Padahal, pertumbuhan pembangunan di Ja­karta dan Banten telah me­lahirkan orang-orang kaya baru di bidang properti.

Sementara, untuk pembangunan infrastruktur layak di Parungpanjang setidaknya membutuhkan anggaran hingga Rp 1,2 triiliun. Namun, ia mengatakan bahwa Peme­rintah Provinsi Jawa Barat tidak bisa menanggung semua biaya tersebut. "Tidak mung­kin Jawa Barat Rp 1,2 triliun untuk recovery satu ke­ca­matan, karena kami sangat luas kecamatannya, lebih dari 600 kecamatan," kata dia.

Perbaikan

Seperti diketahui, kawasan Kabupaten Bogor bagian ba­rat sampai utara mulai dari Cigudeg, Rumpin sampai Pa­rungpanjang mengandung banyak potensi tambang. Sebanyak 80% hasil tambang dari wilayah tersebut dibawa ke Jakarta dan sekitarnya.

Hilir mudik truk tambang yang melintasi ruas jalan me­nimbulkan kerusakan, ke­ma­cetan dan juga kecelakaaan lalu lintas. Kerusakan jalan membentang mulai dari Cigu­deg hingga Parungpanjang.

Untuk melakukan penata­an dan perbaikan jalan di ka­wasan tersebut, Pemprov Ja­bar dan Pemkab Bogor telah berkomitmen melakukan perbaikan infrastruktur dan pem­bangunan jalan khusus tambang di Parungpanjang.

Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika mengatakan, Bupati Bogor Rudy Susmanto saat ini sa­ngat fokus dalam persoalan infrastruktur jalan di kawasan Bogor Barat mulai dari Cigu­deg sampai Parungpanjang.

"Pak Bupati Bogor punya perhatian penuh pada persoalan infrastruktur jalan di Bogor Barat terutama jalan yang menjadi lalu lintas truk tambang dari Cigudeg sampai Parungpanjang," ucap Ajat.

Ajat menambahkan, Pem­kab Bogor juga melakukan realokasi anggaran sebesar Rp 103 miliar untuk membangun jalan-jalan eksisting dan mendapatkan respons positif dari masyarakat setempat."Sementara pembangunan jalan provinsi sepanjang 6 kilometer telah dianggarkan Rp 90 miliar dan pengerjaannya akan dilakukan pada tahun 2025 ini," kata Ajat.

Menurut Ajat, jalan khusus tambang sepanjang 11-12 kilo­meter akan dibangun pada tahun 2026 sampai 2027. "Untuk area jalur tambang di bagian barat dan utara, akan ada 13 -17 titik baik jalan ka­bupaten maupun jalan pro­vinsi yang akan diperbaiki," kata Ajat.

Ia mengatakan, keberadaan jalan khusus tambang tentu­nya akan menjadi potensi besar. Pasalnya, truk tambang akan punya jalur sendiri, akti­vitas tambang bisa berjalan selama 24 jam dan masya­ra­kat juga merasa aman dan nyaman.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) sebagai respons terhadap Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang me­nyinggung penyebab kerusak­an jalan di Parunppanjang akibat distribusi material pembangunan di Jakarta.

“Pokoknya kalau kolaborasi, Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta dengan siapa saja siap,” ujar Pramono di Jakarta, Selasa malam 17 Juni ­2025 seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Pada awal tahun lalu, ­angin segar proyek jalan khu­sus Parungpanjang sempat mencuat kembali. Men­teri PU­PR yang saat itu masih dijabat Basuki Hadimuljono menggelar pertemuan dengan Penjabat Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin di Kantor PUPR, Jakarta, Rabu 28 Juni ­2024.

Salah satu kesepakatan ha­sil dari pertemuan tersebuat adalah komitmen Kementerian PUPR untuk membantu percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur di Jawa Barat, termasuk salah satunya peningkatan jalan tambang di Parungpanjang, Bogor. Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengakui jalur khusus tambang di Parungpanjang hingga kini belum terealisasi. ***

(Asep Syahmid, Dicky Wahyudi, Suhirlan Andriyanto)