- Kolesterol adalah zat lilin yang diproduksi secara alami oleh hati dan penting untuk membangun sel, hormon, dan vitamin D.

Namun, ketika tubuh memiliki kadar kolesterol yang berlebihan dan tidak terkontrol, hal itu dapat memicu masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke.

Sayangnya, kolesterol tinggi biasanya tidak memiliki gejala yang jelas. Oleh sebab itu, masalah kesehatan tersebut juga kerap disebut sebagai "pembunuh diam-diam".

Meski demikian, dalam beberapa kasus, terdapat gejala kolesterol tinggi yang bisa dilihat ketika penderita melakukan aktivitas fisik seperti berjalan kaki.

Tanda itu berupa manifestasi penyakit arteri perifer (PAD) yang berkaitan erat dengan peningkatan kadar kolesterol.

Lantas, apa saja tanda kolesterol tinggi yang muncul saat berjalan kaki?

Tanda kolesterol tinggi yang muncul saat berjalan kaki

Kadar kolesterol tinggi secara umum ditandai dengan kolesterol total lebih dari 240 mg/dL atau kolesterol low-density lipoprotein (LDL), yang juga dikenal sebagai kolesterol jahat, lebih dari 190 mg/dL.

Berikut adalah beberapa tanda kolesterol tinggi yang muncul saat berjalan kaki:

1. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada kaki

Dilansir dari Times of India (11/4/2025), salah satu gejala awal kolesterol tinggi pada peredaran darah adalah nyeri kaki. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh PAD.

Saat kolesterol menumpuk di arteri, pembuluh darah ini menjadi lebih kecil, dan pasokan oksigen ke otot berkurang.

Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri, nyeri tekan, atau kelelahan di betis, paha, atau bokong, terutama saat berjalan atau menaiki tangga.

Nyeri tersebut disebabkan oleh fakta bahwa otot membutuhkan lebih banyak oksigen saat digunakan, sementara arteri yang sempit tidak memasok oksigen yang cukup.

Biasanya, nyeri berkurang saat istirahat karena kebutuhan oksigen oleh otot menurun. Adapun dengan meningkatnya keparahan kondisi, nyeri dapat dirasakan bahkan saat istirahat.

2. Kelemahan otot

Penyempitan arteri yang disebabkan oleh kolesterol dapat menyebabkan kelemahan pada otot-otot di kaki.

Kondisi ini dapat terlihat saat berjalan, menjaga keseimbangan, atau bahkan berdiri dalam waktu lama.

Otot menggunakan aliran oksigen dan nutrisi yang terus-menerus yang diangkut melalui darah, dan jika tidak memadai, fungsinya akan terganggu.

Seiring berjalannya waktu, sirkulasi yang buruk dapat mengakibatkan atrofi otot, membuat individu lebih rentan terjatuh dan umumnya kurang bergerak, terutama pada orang lanjut usia atau mereka yang memiliki faktor risiko lainnya.

3. Kaki dingin

Sirkulasi yang buruk akibat kolesterol tinggi akan menyebabkan salah satu tungkai atau kaki bagian bawah terasa lebih dingin daripada yang lain, terutama saat atau setelah berjalan-jalan.

Hal ini karena arteri yang mengecil membatasi aliran darah ke ekstremitas, sehingga membatasi penyebaran kehangatan.

Akibatnya, kaki yang bersangkutan dapat terasa jauh lebih dingin saat disentuh daripada bagian tubuh lainnya.

Pada situasi yang parah, kulit kaki atau jari kaki dapat terlihat pucat atau bahkan kebiruan karena tidak mendapatkan oksigen yang cukup.

Rasa dingin yang kronis pada ekstremitas merupakan tanda PAD tingkat lanjut dan tidak boleh diabaikan karena dapat menandakan penyumbatan arteri yang luas.

4. Mati rasa atau kesemutan

Sirkulasi darah yang tidak lancar dapat menyebabkan mati rasa atau sensasi kesemutan pada jari kaki atau telapak kaki, terutama saat melakukan latihan fisik seperti berjalan.

Hal ini karena saraf membutuhkan darah yang mengandung oksigen agar dapat bekerja secara efisien.

Ketika endapan kolesterol menyempit atau menyumbat arteri, fungsi saraf akan terpengaruh, yang mengakibatkan sensasi "kesemutan" atau hilangnya sensasi.

Jika tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi kesemutan kronis, cedera saraf, atau bahkan nekrosis jaringan pada kasus yang parah.

Mereka yang mengalami kesemutan pada kaki dalam jangka waktu lama perlu berkonsultasi untuk pemeriksaan medis guna menghindari gejala sisa seperti tukak atau infeksi.

5. Perubahan warna di kaki atau tungkai

Perubahan warna di kaki atau tungkai yang menjadi lebih terang atau bahkan biru keunguan menunjukkan kolesterol tinggi.

Perubahan warna ini merupakan hasil dari berkurangnya darah kaya oksigen yang mencapai kulit, akibat langsung dari sirkulasi yang buruk yang disebabkan oleh penumpukan plak kolesterol.

Ketika arteri menyempit, pengiriman oksigen tidak memadai, dan kulit merespons dengan mengubah warna.

Dalam kasus ekstrem, gangguan ini dapat menyebabkan sianosis, di mana jaringan akan tampak biru karena kekurangan oksigen.

Jika perubahan warna berlanjut atau memburuk, itu bisa menjadi indikator iskemia tungkai kritis, komplikasi PAD parah yang memerlukan intervensi medis segera.

6. Penyembuhan luka yang lambat

Dikutip dari Health Line , kolesterol tinggi dapat menyebabkan penyembuhan luka kecil, luka gores, atau lepuh pada kaki dan telapak kaki menjadi lambat.

Hal ini disebabkan aliran darah yang rendah mencegah jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk penyembuhan dengan baik.

Akibatnya, luka kecil dapat memerlukan waktu berbulan-bulan atau berminggu-minggu untuk sembuh, sehingga menimbulkan risiko infeksi yang lebih besar hingga ketidaknyamanan saat berjalan.

Dalam beberapa kasus yang parah, akan muncul tukak yang tidak kunjung sembuh, yang mengakibatkan konsekuensi serius seperti gangren atau amputasi.

Kondisi ini sebagian besar terjadi pada penderita diabetes dan mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi.

Oleh karena itu, pemeriksaan kaki secara preventif dan diagnosis dini sangat penting untuk menghindari komplikasi yang lebih parah.