Tura Turu Auto News - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Makassar menelusuri ‘otak’ di balik menjamurnya manusia silver di Makassar.

Mereka mengaku butuh tenaga ekstra untuk menghadapi mereka.

Hal itu diungkapkan Plt Kepala Satpol PP Makassar, Fathur Rahim, saat dikonfirmasi mengenai langkah selanjutnya menghadapi perlawanan ‘manusia silver’, Jumat (9/5/2025).

Anggota Satpol PP Makassar, mendapat perlawanan sengit dari para manusia silver ketika hendak ditertibkan di Jl Veteran, Kamis (8/5).

Manusia silver ini melawan dengan cara melempari batu anggota Satpol PP. Ada juga yang menggunakan anak panah untuk mengusir para petugas.

Satpol PP tak tinggal diam. Mereka terus mengejar hingga ke tempat persembunyian dekat kanal.

Satpol PP sempat mengejar hingga ke lorong kanal. Namun mereka justru dipukul mundur setelah manusia silver ini mendapat bantuan dari anak muda dan masyarakat sekitar kanal.

Aksi ini pun sempat membuat panik pengguna jalan yang melintas, area tersebut bahkan steril dari kendaraan karena masyarakat takut menjadi sasaran busur dan batu nyasar.

“Mereka ada yang bawa busur, bahkan ada yang kami dapat melempar lempar-lempar. Tapi ini adalah bagian dari penegakan perda, jadi ini tugas kami,” ucap Fathur Rahim.

Untungnya kata Fathur tidak ada personel yang terbusur. Hanya ada satu yang terkena lemparan batu saat menghindar dari perlawanan manusia silver.

Ia sendiri hadir dalam penertiban manusia silver tersebut.

“Kita tetap tempatkan petugas. Kemarin kita mau mengambil (menjaring). Tapi dapat perlawanan. Jadi kita tetap tempatkan petugas, agar mereka tidak keluar,” kata Fatur, kemarin.

Farhur mengklaim, manusia silver akan bersembunyi jika melihat ada petugas yang berjaga di lapangan.

Mereka akan keluar jika melihat situasi kondusif atau bersih dari petugas. Ia mengakui, penertiban anak jalanan, gelandangan dan pengemis tidak mudah.

Butuh kekuatan yang cukup besar untuk menangkap para pengemis tersebut. Karena itu Fathur akan melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian maupun TNI untuk membantu dan melancarkan penertiban.

“Kita akan koordinasi (TNI/Polri). Tapi kita tidak sampaikan kapan jadwal penertiban karena ini tidak boleh terang-terangan, mereka sembunyi kalau tahu ada penertiban,” ungkapnya.

Terkait dugaan sindikat anjal gepeng, Fathur menyampaikan sedang berupaya  menelusuri otak dari sindikat tersebut.

Namun pengakuannya, pergerakan dilakukan secara diam-diam. Pihaknya juga enggan asal menerima dugaan adanya sindikat tersebut. Perlu identifikasi mendalam kata Fathur.

“Lagi pemantauan, kita yakini dulu, jangan sampai kita mengada-ada. Kalau sudah jelas (otaknya) akan kita panggil. Itupun kita tertutup (penelusurannya),” klaim Fathur.

Manusia silver ini menjamur di beberapa persimpangan jalan di Makassar. Dinamakana manusia silver lantaran mereka melumuri seluruh tubuhnya dengan pewarna berwarna silver.

Rata-rata mereka yang ‘berubah’ menjadi manusia siver adalah anak muda berusia belasan tahun.

Tak hanya anak muda, pantauan Tribun di persimpangan Jl Veteran dan Jl Sungai Saddang, ada juga anak-anak.

Setelah melumuri badannya dengan pewarna kain berwarna silver, mereka membawa wadah bekas cat kemudian mendatangi satu per satu pengendara di lampu merah sambil menyodorkan wadahnya.

Ada yang memberi uang. Namun tak sedikit yang tidak menggubris. Manusia silver ini biasanya lebih sabar. Mereka tidak melakukan protes jika tidak diberi uang oleh pengendara.

“Seikhlasnya saja Pak. Kalau ada yang kasih, alhamdulillah,” kata Ilham, salah seorang manusia silver yang ditemui di Jl Sungai Saddang, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, nekat menjadi manusia silver lantaran terdesak kebutuhan sehari-hari. Sehari-hari, ia mengaku mendapatkan antara Rp 30 ribu hingga Rp50 ribu.