JAKARTA, Tura Turu – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menilai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) bisa menjadi solusi di tengah ketidakpastian global.
Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan kabinetnya untuk bergerak maju dengan strategi berbasis diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang.
"Agenda diversifikasi pasar ekspor Indonesia tidak hanya sebagai respons terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump, tetapi merupakan kelanjutan dari strategi jangka panjang Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan mendorong penciptaan lapangan kerja," ujar Roro dalam siaran pers, Kamis (17/4/2025).
Sehari sebelumnya, delegasi Parlemen Uni Eropa datang ke Kementerian Perdagangan di Jakarta untuk membahas penyelesaian I-EU CEPA.
Wamendag Roro juga menjadi pembicara kunci dalam seminar "New Geopolitical Context: Trade as an Opportunity for Stronger Indonesia-EU Ties" yang digelar Komite Perdagangan Internasional Parlemen Uni Eropa (INTA) di Jakarta.
Seminar itu dihadiri Wakil Presiden Komite Perdagangan Internasional Uni Eropa MEP Kathleen van Brempt, Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen DPR Ravindra Airlangga, Minister Counsellor Delegasi Uni Eropa untuk ASEAN-Parliamentary Relations Antoine Ripoll, Sekjen Indonesian Youth Diplomacy Alvin Adityo, dan Co-Founder Synergy Policies Dinna Prapto Raharja.
Delegasi Parlemen Uni Eropa membahas isu politik, ekonomi, perdagangan, dan investasi selama berada di Indonesia.
Roro mengatakan perundingan dagang internasional menjadi salah satu fokus Kementerian Perdagangan. Tujuannya untuk memperluas pasar global dan mempermudah ekspor produk Indonesia.
Ia juga aktif mengawal proses perundingan I-EU CEPA. Pemerintah menargetkan penyelesaian perundingan pada pertengahan tahun ini sesuai arahan Presiden.
"Nilai perdagangan Indonesia-UE saat ini mencapai 30,2 miliar dollar AS pada 2024. Pada 2011, Indonesia-EU Vision Group mengantisipasi bahwa CEPA dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai perdagangan minimal sebesar 2 miliar dollar AS,” kata Roro.
Roro menambahkan tren perdagangan dua arah periode 2019–2024 mencatat pertumbuhan 5,7 persen. Menurut dia, CEPA bisa memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua belah pihak.
Terkait pertemuan bilateral, Roro bersama pejabat Kementerian Perdagangan telah menerima beberapa duta besar dari negara anggota Uni Eropa. Di antaranya Prancis, Swedia, Hungaria, Siprus, Bulgaria, serta Dubes Uni Eropa Denis Chaibi.
Para duta besar tersebut menyampaikan dukungan untuk percepatan penyelesaian I-EU CEPA. Perundingan sudah berlangsung selama sembilan tahun dan mencapai 19 putaran.
Roro berharap CEPA bisa membuka lebih banyak akses pasar dan mempermudah ekspor produk dalam negeri ke Eropa, begitu juga sebaliknya.
"Indonesia juga mengharapkan akses pasar yang menguntungkan bagi produk-produk utama seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil dan pakaian, produk kayu, kopi, dan perikanan. Kami juga terbuka untuk mengeksplorasi produk-produk potensial yang ditawarkan UE untuk pasar kami," ucapnya.
Menurut Roro, momentum politik yang ada perlu dimanfaatkan secara maksimal.
"Kita perlu melihat ini sebagai peluang untuk mengamankan pertumbuhan kita, dan menyelesaikan perbedaan kita di tengah turbulensi geopolitik," ujarnya.