Laporan Jurnalis Tura Turu News oleh Septiana Ayu Lestari
Berita Tura Turu, SRAGEN - Menarik untuk dicatat pada hari pertama Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mulai beraktivitas di Kantor Terpadu Pemerintahan Daerah Sragen, Senin (3/3/2025) pagi.
Ketika masuk ke ruangan kerjanya, langkah pertama Sigit lakukan adalah menginstruksikan supaya kursi nyaman yang sudah tersedia di belakang mejanya digeser ke pinggiran.
Kursi empuk tersebut digantikan oleh kursi kayu yang ia bawa dari kediaman Bupati Sragen.
Sigit mengatakan bahwa tempat duduk tersebut dibuat dari bahan kayu jati.
Kursi kayu dengan warna cokelat tersebut memiliki inskripsi kata 'Rakyat' di bagian atasnya, baik pada sisi depan maupun belakang.
Di samping itu, terdapat pula ukiran di bagian sandaran kursi.
Di bagian depan sandaran, ukiran menunjukkan kegiatan para petani ketika mereka merawat sawah, serta ada pemandangan penduduk desa sedang berhimpun untuk makan bersama.
Di bagian punggung, ada ukiran yang menunjukkan warga sedang beraktivitas di depan rumah, bersama dengan gambar keramahan ketika mereka berkumpul di warung hik atau angkringan.
Ketika ditanya tentang harganya, Sigit tidak mau menjelaskan dengan rinci, tetapi dia menegaskan bahwa kursi tersebut merupakan hasil kerja seniman asli dari Kabupaten Sragen.
Sigit menyebutkan bahwa tempat duduk untuk rakyat tersebut mempunyai arti khusus baginya.
Ia menjadikan kursi tersebut sebagai pengingat bahwa kekuasaan yang dimilikinya sekarang adalah amanah dari masyarakat Sragen.
Bupati Sragen Sigit Berencana Menghapuskan PBB untuk Warganya yang Kurang Mampu hingga Para veteran, Tidak Khawatir tentang Penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Mana yang benar, amanah tersebut perlu dicapai dengan menyerahkan sepenuh hati untuk melayani rakyat.
"Kursi ini milik rakyat, kami hadir mewakili keinginan mereka, memahami permasalahan mereka, serta bertanggung jawab untuk menyediakan solusinya," ujarnya saat diwawancara oleh Tura Turu News pada hari Senin, 3 Maret 2025.
"Mengedepankan layanan prima bagi masyarakat, oleh karena itu mari kita selalu dekat dengan rakyat," tegasnya.
Walaupun tidak duduk di tempat yang nyaman, hal itu bukanlah masalah besar untuk Sigit.
"Saudara-saudaraku yang berhak menduduki tempat itu," ujar Sigit sembari mengarahkan ke arah sofa yang lebih nyaman.
Sigit menyatakan bahwa kursi tersebut tidak akan diambil pulangnya, tetapi yang akan selalu mendampinginya setiap harinya ketika bekerja.
(*)