KORAN-PIKIRAN RAKYAT - Sekitar 30-40% dari total sampah harian Kota Cimahi didominasi sampah plastik sekali pakai. Pengelolaan kantong plastik sekali pakai menjadi tantangan karena sulit diolah dan seringkali terkontaminasi sampah organik.

"Total volume sampah harian mencapai 176 hingga 226 ton. Volume sampah paling besar di setiap kota hampir seluruhnya sama, sampah plastik, termasuk Kota Cimahi," kata Kepala Bidang Penaatan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi Ario Wibisono, Rabu 18 Juni 2025.

Ario mengatakan, botol plastik cenderung tidak sampai ke tempat pembuangan sementara (TPS) karena dikategorikan sebagai sampah bernilai tinggi (high value). Warga atau pemulung kerap mengambil botol tersebut untuk dijual ke bank sampah. Namun, tantangan utama justru datang dari kantong plastik sekali pakai yang sulit diolah dan seringkali terkontaminasi sampah organik.

"Yang berakhir di TPS dan kemudian juga kalau tidak kita olah pasti berujung ke TPA adalah kemasan plastik berupa kantong plastik sekali pakai," katanya.

Meski ada beberapa pihak seperti pemulung dan off-taker yang mampu mendaur ulang plastik yang terkontaminasi, jumlahnya sangat kecil. Ario mencontohkan, kantong plastik bekas membawa makanan, seperti batagor atau bakso tahu, kerap tidak bisa diproses menjadi RDF (refused derived fuel) karena terlalu tipis dan rusak.

"Beli batagor pakai plastik, cara makannya plastik digigit bagian bawah sudah gak bisa diproseskan. Mau dicacah dibikin RDF, kadang terlalu tipis, nggak lolos," ungkapnya.

Jenis kantong plastik dari minimarket pun menjadi masalah tersendiri. Ukurannya kecil, tipis, dan mudah sobek, sehingga tidak menarik untuk didaur ulang oleh pelaku industri daur ulang. "Akibatnya, sebagian besar dari plastik-plastik tersebut berakhir di TPS," ucapnya.***