Tura Turu, JAKARTA - Kurs dolar AS jatuh pada Senin (21/4/2025) karena kepercayaan investor terhadap ekonomi AS kembali terpukul atas rencana Presiden Donald Trump untuk menggoyang Federal Reserve atau The Fed . Hal ini membuat pasar mempertanyakan independensi bank sentral.

Melansir Reuters, nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang merosot ke level terendah tiga tahun pada level 98,623. Selanjutnya, dolar AS turun 0,9% terhadap franc Swiss di 0,8119. Di tempat lain, yuan naik sekitar 0,1% di 7,2966 per dolar.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan pada pekan lalu bahwa presiden dan timnya terus mempelajari apakah mereka dapat memecat Ketua Fed Jerome Powell, hanya sehari setelah Trump mengatakan pemecatan Powell tidak bisa dilakukan cukup cepat saat dia meminta The Fed untuk memangkas suku bunga.

Dolar AS merosot ke level terendah dalam tiga tahun terhadap euro, mencapai titik terendah dalam tujuh bulan terhadap yen, dan merosot 0,9% terhadap franc Swiss di awal sesi Asia pada Senin, karena krisis kepercayaan yang sedang berlangsung terhadap greenback terus berlanjut.

Perdagangan menipis dengan pasar di Australia dan Hong Kong tutup untuk Paskah pada hari Senin. Sebagian besar pasar global tutup pada hari Jumat untuk hari libur.

"Powell tidak melapor langsung kepada Trump, jadi [Trump] tidak dapat benar-benar memecatnya. Dia hanya dapat dicopot dari jabatannya berdasarkan prosedur tertentu yang menurut orang memiliki hambatan yang lebih tinggi. Dapatkah presiden menggerakkan roda dan gigi untuk merusak independensi Fed yang dipersepsikan? Tentu, dia bisa," kata Vishnu Varathan, kepala penelitian makro untuk Asia kecuali Jepang di Mizuho.

Dia juga berpendapat bahwa Trump tidak perlu cepat-cepat memecat Powell. "Anda hanya perlu menciptakan persepsi bahwa Anda dapat mengubah pandangan Fed yang independen secara mendasar."

Euro mencapai level tertinggi tiga tahun di US$1,1476, sementara dolar terakhir diperdagangkan 0,58% lebih rendah pada 141,40 yen. Poundsterling mencapai puncaknya di US$1,3339, level tertinggi sejak 1 Oktober, sementara dolar Australia mencapai level tertinggi dua bulan di US$0,6396.

Tarif besar-besaran Trump dan ketidakpastian atas kebijakan perdagangannya telah membuat pasar global terpuruk dan menggelapkan prospek ekonomi terbesar di dunia, yang pada gilirannya melemahkan dolar karena investor menarik uang dari aset AS.

China secara luas diperkirakan akan membiarkan suku bunga acuan pinjamannya tidak berubah pada penetapan bulanan pada hari Senin nanti, tetapi pasar bertaruh pada lebih banyak stimulus yang akan segera diluncurkan dalam menghadapi perang dagang China-AS yang meningkat.