Pendiri sekaligus CEO NVIDIA, Jensen Huang, mengunjungi Beijing pada Kamis (17/4) di tengah perang dagang AS - China yang makin memanas, dan ada pembatasan baru dari AS terhadap penjualan chip asal AS ke China, dan mengakibatkan saham NVIDIA anjlok.
Menurut dua orang yang mengetahui jadwal perjalanannya, Huang bertemu sejumlah klien NVIDIA, termasuk pendiri perusahaan rintisan kecerdasan buatan generatif DeepSeek, untuk membahas desain chip baru bagi pelanggan startup di China.
Ia kemudian mengadakan pembicaraan terpisah dengan Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, menurut seseorang yang mengetahui pertemuan tersebut.
Huang mengatakan China adalah “pasar yang sangat penting bagi Nvidia” dan menyatakan harapan bahwa perusahaannya dapat “terus bekerja sama” dengan negara tersebut, menurut lembaga penyiaran pemerintah, CCTV.
Pada hari Selasa, NVIDIA mengatakan pihaknya memperkirakan kerugian sebesar 5,5 miliar dolar AS pada laba karena pembatasan ekspor baru AS pada chip H20-nya, model berdaya rendah yang telah dirancang untuk mematuhi kontrol era Joe Biden yang membatasi ekspor ke China.
Pembicaraan Huang menunjukkan bahwa NVIDIA tidak ingin menyerah di pasar Cina dan sedang mempertimbangkan untuk merancang chip lain untuknya meskipun upaya sebelumnya telah dilarang oleh pemerintah AS.
Rencana kunjungan Jensen Huang ke Beijing diselesaikan setelah langkah tak terduga Presiden AS, Donald Trump, untuk melarang chip H20. NVIDIA melaporkan penjualan senilai 17 miliar dolar AS dari China tahun lalu, tetapi menghadapi ancaman yang semakin besar terhadap bisnisnya dari Beijing bahkan sebelum Trump turun tangan.
Dalam lawatan sebelumnya ke China, Huang enggan menghadiri pertemuan yang dipublikasikan dengan pejabat tingkat tinggi. Menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, kunjungan terakhir Huang ke China terjadi tak lama setelah Dewan Negara China menyetujui permintaan pertemuan dari NVIDIA awal minggu ini.
Huang bertemu dengan pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, di Beijing, kata dua orang yang mengetahui perjalanan itu, untuk membahas cara merancang chip generasi berikutnya untuk China yang akan memenuhi kebutuhan klien dan persyaratan peraturan AS dan China.
DeepSeek, salah satu pelanggan NVIDIA, pada bulan Januari mengguncang saham teknologi AS ketika meluncurkan model AI kompetitif yang mencapai kinerja serupa dengan para pesaingnya di AS tetapi tampaknya dilatih dengan biaya yang jauh lebih murah. DeepSeek membangun infrastruktur yang lebih murah dan dengam asupan data yang juga lebih sedikit, namun berhasil mencapai skor kecerdasan yang baik.
Upaya NVIDIA untuk mempertahankan penjualannya di China terjadi saat negara itu terpaksa bersiap melepaskan diri dari AS di tengah meningkatnya perang dagang. Gedung Putih telah menerapkan tarif tambahan sebesar 145 persen pada impor dari China, tingkat yang disamai Beijing sebagai pembalasan.
China telah berupaya keras membangun industri semikonduktor domestiknya dan mengarahkan perusahaan teknologi domestik untuk membeli cip AI dari Huawei. Perusahaan teknologi China tersebut berupaya mengatasi kesulitan dalam penggunaan cip AI Ascend untuk pelatihan model, yang membuat perusahaan domestik bergantung pada NVIDIA.
Chip NVIDIA sendiri saat ini paling diandalkan untuk membangun infrastruktur data center pada layanan AI. Hal itu membuat NVIDIA harus menghadapi pengawasan ketat dari regulator antimonopoli Washington dan Beijing.