JAYAPURA,Tura Turu News Matahari muncul dari arah timur dan menghilang ke barat. Demikian pula persahabatan lahir dari hati dan berhenti ketika seseorang meninggal.

Ungkapan ini tepat diterapkan pada petualangan dua pendaki berpengalaman yang bernama Lilie Wijayanti Poegiono (59) dan Elsa Laksono (59).

Kedua pendaki tersebut menunjukkan makna persahabatan sejati sampai ajal menjemput pada puncak Carstensz Pyramid, Pegunungan Papua, Sabtu (1/3/2025).

Lilie dan Elsa menjalin persahabatan mereka sejak masa muda di kota Malang, yang berada di provinsi Jawa Timur.

Lilie dilahirkan di Malang pada tanggal 2 Oktober 1965. Sementara itu, teman dekatnya Elsa lahir di kota yang sama pada 24 Juli 1965.

Lilie tinggal di Desa Cigereleng, Kecamatan Regol, Bandung, Jawa Barat dan bekerja sebagai desainer pakaian setiap hari.

Pada sementara ini, Elsa tinggal di Tebet Timur, Jakarta Selatan, yang terletak diProvinsi DKI Jakarta, dan ia bekerja sebagai dokter gigi.

Mereka sudah berteman sejak masa SMP dan lulus dari SMA Santo Albertus Malang (SMA Dempo) angkatan 1984.

Lilie dan Elsa berbagi minat dalam kegiatan memanjat gunung. Mereka juga turut serta membentuk Asosiasi Pemanjat Lanjut Usia Kura-Kura Bukit (APLUKB).

Dirikan Kelompok Kerja Gunung dan Melantik "Raja Pendaki"

Dilansir dari Tura Turu News , Senin (3/3/2025) menggambarkan petualangan Lilie dan Elsa sebagai dua "raja pendaki".

Dalam postingan Instagram ( @mamakpendaki Yang dirilis pada tanggal 8 November 2024, Lilie merenungkan perjalanannya sebagai sahabat bersama Elsa ketika keduanya masih bersekolah di SMA Dempo Malang.

Perempuan tersebut mengisahkan tentang hubungan pertemanannya dengan Elsa yang pernah terputus karena keduanya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tinggi serta merintis karier di bidang yang tidak sama.

Bermodalkan media sosial (medsos), pada kesempatan tersebut, Lilie dan Elsa akhirnya bersua kembali. Kedua pendaki ini pun dapat berkumpul dan meneruskan hobi mereka mendaki gunung.

"Hubungan persahabatan kita tiba-tiba putus tanpa ada kabar lagi, saya melanjutkan pendidikan tinggi dan karier di Telkom, sedangkan Elsa meneruskan studi kedokteran giginya di Jakarta. Oleh karena itu, ia diberi julukan Mamak Gigi," ujar Lilie dalam unggahan tersebut.

Komunikasi menjadi terbatas, dan hubungan sempat putus. Namun ketika media sosial semakin populer, itulah saat kami berkenalan dengan teman-teman baru. Bu Mimi (Elsa) lah yang memicu kembali antusiasme kami untuk mendaki," demikian lanjutannya di unggahan itu.

Pada umur 50 tahun, Lilie dan Elsa mendaki Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur.

Walaupun tidak berhasil mencapai puncak Gunung Semeru, ternyata terdapat sesuatu yang luar biasa dalam persahabatan mereka berdua. Dalam hal ini, Lilie mewujudkan keinginan Elsa untuk menanjakan diri mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.

Walaupun tidak berhasil, mendaki gunung Semeru memberikan alasan tambahan bagi mereka untuk menguatkan kembali hubungan pertemanan yang terputus di Kota Malang.

Gagal saat mendaki Semeru tidak mengurangi semangat Lilie dan Elsa; malah, kedua orang ini sangat bersemangat untuk mendaki gunung bersama-sama. Mereka pun membentuk grup dengan nama Kura-Kura Gunung (KKG), yang nantinya akan berkembang menjadi komunitas mereka untuk kegiatan pendakian tersebut.

Lilie dan Elsa telah banyak menjelajahi berbagai pegunungan di dalam dan luar negeri selama menikmati kebersamaan sebagai sahabat mereka.

“Alam adalah ' playground 'Sepertinya di alam kami, kita dapat merasakan kegembiraan seolah-olah sedang menari tanpa memikirkan masalah,' demikian katanya.

Lilie dan Elsa menunjukkan kegembiraan mereka, sampai-sampai memberikan gelar khusus yaitu "صند Hiking Queen atau 'Raja Pendaki' untuk kedua nama tersebut.

Demi Sebuah Plakat Persahabatan

Menanjakan diri hingga ke puncak Carstensz Pyramid di Papua, membawa misi persaudaraan yang abadi.

Lilie dan Elsa berangkat menuju Puncak Carstensz lewat Kabupaten Mimika, Papua Tengah pada hari Rabu (26/2/2025).

Kedua belah pihak tidak sendirian karena pada perjalanan mendaki tersebut terdapat 15 orang yang terbagi menjadi 10 pendaki dan 5 orang lainnya. guide (pemandu).

Kedua orang itu menyertakan plakat untuk ditempelkan di Puncak Carstensz sebagai penghormatan kepada teman mereka, Hanafi Tanoto, yang meninggal pada tahun sebelumnya saat mendaki gunung tersebut.

Dilansir dari Tura Turu News Pada Minggu (2/3/2025), dinyatakan bahwa plakat milik Lilie dan Elsa memiliki tulisan "Perjumpaan selalu abadi, sebagaimana awan mengubah diri menjadi hujan lalu kembali lagi. Kesatuanku kekal, ada di dalam hati kita semua serta alam semesta. Yang Maha Kuasa sudah menyongsongmu. Engkau meninggalkan warisan semangat yang kami lanjutkan."

Papan plakat tersebut berhasil dipasang di Puncak Carstensz sebelum kedua pendaki itu mengalami hipotermia karena kondisi cuaca ekstrem saat mendaki.

Dari kronologi yang dihimpun Tura Turu News Lilie dan Elsa pernah menerima bantuan dari pendaki bernama Dawa di area Teras Dua Puncak Carstensz, tetapi mereka tidak dapat diselamatkan.

Pendaki Octries memberi tahu Pendaki Deshir bahwa kedua wanita tua tersebut (Lilie dan Elsa), yang sedang berada di Teras Dua, sudah tiada.

Seperti dijelaskan oleh Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Ignasius Benny Ady Prabowo pada hari Minggu (2/3/2025), informasi tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi yang ditujukan kepada Tura Turu News.

Selamat Jalan “Ratu Pendaki”

Hubungan persahabatan Lilie dan Elsa berakhir setelah perjalanan mendaki mereka yang terakhir di Puncak Carstensz.

Julukan “Ratu Pendaki” telah terpatri abadi dibalik pelukan hangat Puncak Carstensz yang berada di Papua.

Jenazah Elsa sudah dievakui lebih dulu pada hari Minggu, 2 Maret 2025, bersama dengan tiga individu lainnya yang menunjukkan gejala hipotermia.

Saat itu, jenazah Lilie hanya diangkat bersama tim pendaki lainnya pada hari Senin (3/3/2025) pagi.

"Jenazah Lilie dan Elsa telah dipindahkan dari Basecamp Lembah Kuning menuju Mimika," ujar Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, ketika dimintai keterangan. Tura Turu News , Senin (3/3/2025).

Billyandha mengatakan bahwa kedua mayat sudah dikirim dari Mimika menuju Jakarta melalui pesawat garuda Lion Air yang berlabel nomor penerbangan Boeing- 737-9GP (ER) PK-LSR.

"Jenazah Lilie dan Elsa telah sampai di Jakarta. Mereka dibawa oleh dua sahabat korban serta seorang perwakilan dari tim Tropic Carstensz," jelasnya.

Jenazah Lilie akan dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat guna disemayamkan. Di sisi lain, jenazah Elsa, yang merupakan temannya, akan disemayamkan di Jakarta Selatan.

Semoga perjalananmu menyenangkan Lilie dan Elsa, para "Ratu Pendaki", nama kalian akan kekal di puncak Carstensz.