Tura Turu News , Yogyakarta - Mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan hadir sebagai pembicara utama dalam kajian Ramadhan yang diselenggarakan di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada. UGM Yogyakarta pada senin sore, 3 Maret 2025. Pada acara tersebut, ribuan orang yang mayoritas adalah mahasiswa mengisi masjid kampus mulai pukul 19.30 WIB.
Anies memulai pidatonya pada kira-kira pukul 20.15 WIB dengan topik "Bisakah Pengembangan Sarana Pendidikan Memperbaiki Mutu Manusia di Indonesia?".
Anies yang bertopi dan berpakaian kemeja batik bernuansa coklat tersebut menyampaikan kegembiraannya dapat memberikan ceramah lagi di masjid kampus almamaternya. Meskipun Yogyakarta dilanda hujan lebat sebelum acara dimulai, ia merasa bahagia melihat kerumunan jemaah yang padat.
Mantan calon presiden tersebut berkelakar tentang kesenangannya dapat kembali lagi. Ia merasakan hal ini karena pada 2024 silam, ketika sedang musim pilpres dan banyak aktivitas politik, dia tidak diperbolehkan untuk memberikan ceramah di tempat tersebut. Dia menyatakan dengan riang bahwa dirinya sangat gembira bisa datang kembali ke lokasi yang sama ini seolah-olah sebagai rumah kedua baginya, mengingat pemberian ceramah terakhirnya adalah dua tahun lalu yakni pada tahun 2013. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa tahun lalu memang belum menerima undangan untuk hadir di sana sehingga membuat suasana menjadi lebih peka bagi semua orang. Kata-kelarnya itu mendapat respons semringah dari seluruh jemaah masjid.
"Senang rasanya melihat keadaan di sini begitu cerah dan bercahaya," kata Anies lagi mendapat apresiasi dengan bentuk tepukan tangan dari jamaah. "Dengar-dingar bahwa dana untuk masjid kampus juga dikurangi, mudah-mudahan hal tersebut tidak mempengaruhi mahasiswa. Berjuanglah demi mereka," tambahnya.
Anies menyebut bahwa kampus UGM bagi dirinya bukan hanya sebagai lokasi pendidikan, tetapi juga menjadi wadah ekspresi ketidaknyamanan para pemikir. Dia menjelaskan, "Kampus ini adalah ruang untuk menciptakan pertanyaan-pertanyaan penting, tidak cuma tentang teori atau angka-angka, melainkan di mana api semangat perjuangan demi masa depan Indonesia yang lebih baik dinyalakan."
Menurut Anies, kegiatan yang sibuk di Masjid UGM selama bulan Ramadhan juga pernah dialaminya ketika masih menempuh pendidikan. Saat itu, para mahasiswa bersaing untuk dapat mendengarkan ceramah dari pembicara ternama dan berbagi pemikiran satu sama lain.
Anies kemudian menegaskan kepada para mahasiswa bahwa pendidikan tidak hanya terletak pada gedung kampus yang mewah atau tersedianya berbagaifasilitas. Namun, juga melibatkan lingkungan di sekitar kampus yang akan membantu mahasiswa dalam mempelajari kehidupan nyata.
“Seperti halnya benih yang dapat berkembang pesat tidak hanya membutuhkan tanah subur, tetapi juga kondisi cuaca yang baik,” ujar Anies. “Benih tersebut merupakan mahasiswa, tanah subur itu adalah kampus mereka, sedangkan kondisi cuaca melambangkan lingkungan sekitar.”
Anies menyebutkan bahwa infrastruktur pendidikan dan kualitas sumber daya manusia adalah dua hal yang saling berhubungan. Namun, ia menekankan agar tidak melihat infrastruktur hanya sebatas bangunan atau kampus mewah saja. Menurutnya, infrastruktur harus mencakup ruang yang dapat memicu pertumbuhan pemikiran serta imajinasi, di mana inspirasi pun akan tumbuh dengan sendirinya.